Sarigunawan's Blog


Cerita tentang Autis
Juni 29, 2010, 4:33 am
Filed under: Uncategorized

Memahami autisma tidak sesederhana yang saya pikirkan. Kemarin, tepat tengah hari saya mendapat jadwal bertemu dengan dr. Melly Budhiman…Anak sulung saya merupakan pasiennya. Si sulung saya ini berhenti berkembang di usia 18 bulan saat mendapatkan suntikan imunisasi MMR, dan ketika diperiksakan ke dokter ia divonis menyandang PDD-NOS (bagian dari spektrum autistik). Saat itu rumor tentang MMR pernah singgah di telinga saya dan sebelum saya menyerahkan putra saya untuk diimunisasi MMR pada dokter yang bergelar profesor itu, kami sempat memperdebatkan soal rumor tersebut. Dia dengan jelas mengatakan bahwa rumor yang berkembang itu tidak benar dan meminta saya menyegerakan pemberian imunisasi tersebut, meskipun pada saat itu saya memberitahukan bahwa kondisi tubuh anak saya belum fit benar, dia baru saja sembuh dari demamnya dan menyisakan gejala batuk pilek. Tapi, sang profesor bersikeras mengatakan bahwa hal itu bukan masalah.

Kembali ke pertemuan saya dengan dr. Melly…Saya menceritakan perkembangan pesat yang dialami putra saya setelah menjalani chelation ( bagian terapi biomedis). Beliau dengan senang hati mendengarkan.

Di tengah-tengah percakapan saya dengan dokter bersahaja ini, putra saya mengambil sepotong kayu bagian dari puzzle transportasi yang ada di meja kecil. Arah matanya mengikuti gerakan potongan puzzle yang digenggamnya tadi. Seolah-olah sedang menggerakkan mainan pesawat udara.

Saya tertegun sesaat untuk kemudian berkata,”Ayo taruh kembali, nak…” Dokter Melly tersenyum sesaat sebelum menjawab pertanyaan kegundahan saya tentang prilaku si sulung saya tersebut.

“Ibu pasti kenal dengan seniman batik yang kaya ini.” ujar dr. Melly membuka cerita. “Suatu hari saya bertemu beliau di sebuah acara. Beliau tahu saya sering menangani anak berkebutuhan khusus…”

“Dok, sepertinya saya ini termasuk golongan anak autis deh waktu kecil…” ujar sang seniman mebuka percakapan. Dokter Melly tertawa,”Oh ya?”

“Iya dok…waktu kecil saya senang sekali memutar roda sepeda…dalam imajinasi saya ketika roda itu berputar ada lagu yang mengiringinya…” “Tam taram tam tam tam tam tam tam…” dokter Melly menirukan. “Atau ketika saya melihat daun…motif daun itu seolah berlagu…” “Saya senang sekali ketika pembantu saya mengepel ruangan. Dia pasti mencampur karbol putih ke dalam air,” katanya. “Ketika karbol itu dituang ke air, ada lingkaran-lingkaran putih yang kemudian mengecil dan kemudian bersatu dengan air…Lingkaran-lingkaran itu bergerak dengan lagu dalam kepala saya.” “Saya bisa hanyut dengan kegiatan itu….”  “Saya malahan sampai dimasukkan ke rumah sakit oleh orang tua saya karena kebiasaan saya yang menghilang dari rumah berhari-hari…”

Dokter Melly tersenyum sejenak. “Nah, Ibu…kita tidak pernah tahu apa yang ada dipikiran anak-anak ini…” “Bisa jadi sama seperti apa yang dikisahkan sang seniman itu pada saya…” dokter Melly menutup ceritanya.

Saya menurut. Ternyata ada sejuta misteri yang belum mampu terpecahkan. Memahami apa yang ada dipikiran penyandang autistik sepenuhnya belum mampu kita lakukan.

Namun, terbit secercah harapan di hati saya…sang seniman batik mampu menunjukkan eksistensi dan kecerdasannya dalam berkarya dan bersosialisasi sempurna layaknya manusia normal lainnya …Semoga suatu saat si sulung saya dan anak-anak yang senasib dengannya mampu berprestasi dan berhasil keluar dari belenggu spektrum kelainan yang bernama Autis.

Semoga…

Amiin…



Hello world!
April 8, 2010, 5:59 am
Filed under: Uncategorized

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!